Penjala ikan yang tidak punya ikan
12 September 2014
|
Dulu pernah ada sebuah kelompok yang disebut "Persekutuan
para Penjala Ikan." Mereka dikelilingi oleh sungai-sungai dan
danau-danau yang dipenuhi oleh ikan-ikan yang kelaparan. Mereka bertemu secara teratur untuk
mendiskusikan panggilan untuk menjala ikan, kelimpahan ikan dan senangnya
menangkap ikan. Mereka menggebu-gebu tentang penjalaan ikan.
Seseorang
mengusulkan bahwa mereka memerlukan suatu filsafat untuk menjala ikan. Lalu
mereka dengan seksama mendefinisikan dan mendefinisikan kembali penjalaan
ikan dan tujuan dari penjalaan ikan. Mereka mengembangkan strategi-strategi
dan taktik-taktik penjalaan ikan. Kemudian mereka menyadari bahwa mereka
sudah melakukannya secara terbalik. Mereka melakukan pendekatan terhadap
penjalaan ikan dari sudut pandang penjalanya dan bukan dari sudut pandang
ikannya. Bagaimana ikan-ikan memandang dunia?
Bagaimana penampilan para penjala di mata ikan? Apa yang dimakan ikan dan
kapan mereka makan? Semuanya itu merupakan hal-hal yang baik untuk diketahui.
Jadi mereka
mulai melakukan studi-studi riset dan menghadiri konferensi-konferensi
tentang penangkapan ikan. Beberapa sampai melakukan perjalanan jauh untuk
mempelajari berbagai jenis ikan dengan berbagai jenis kebiasaannya. Beberapa
memperoleh gelar PhD dalam Ilmu Perikanan. Tetapi tidak ada seorang pun yang
benar-benar pernah pergi menjala ikan.
Maka sebuah
komite dibentuk untuk mengirimkan para penjala ikan. Karena tempat-tempat
penjalaan ikan yang potensial jumlahnya melebihi jumlah penjala yang ada,
maka komite itu perlu untuk mengatur prioritas-prioritas yang ada. Sebuah
daftar prioritas tempat-tempat penangkapan ikan ditempelkan di papan-papan
buletin di semua aula Persekutuan itu. Tetapi belum ada seorang pun yang pergi
untuk menjala ikan.
Sebuah survei
dilakukan untuk mengetahui apa penyebabnya. Sebagian besar responden tidak
menjawab kuesioner yang disebarkan, tetapi dari orang-orang yang menjawabnya
diketahui bahwa beberapa orang merasa terpanggil untuk mempelajari tentang
ikan, beberapa lainnya tentang bagaimana melengkapi peralatan untuk menjala
ikan dan yang lain lagi pergi untuk memberi semangat kepada para penjala ikan
yang ada. Dan ditambah dengan pertemuan-pertemuan, konferensi-konferensi dan
seminar-seminar yang diadakan, sisanya benar-benar tidak punya waktu untuk
menjala ikan.
Jake merupakan
orang baru di dalam "Persekutuan Para Penjala Ikan." Setelah
menghadiri sebuah pertemuan "Persekutuan" yang membangkitkan
semangat, Jake pergi untuk menjala ikan. Dia mencoba beberapa hal, lalu
menjadi mampu melakukannya dan berhasil menjala ikan yang bagus. Pada
pertemuan berikutnya dia menceritakan tentang apa yang dialaminya, dan dia
diberi penghormatan atas tangkapannya itu dan kemudian dijadwalkan untuk
pergi ke semua cabang "persekutuan" untuk berbicara tentang
bagaimana dia melakukan penjalaan ikan.
Tidak lama
kemudian dia merasa gelisah dan kosong. Dia rindu untuk merasakan tarikan
pada ujung pancingnya lagi. Dia lalu berhenti menjadi pembicara, mengundurkan
diri sebagai anggota Dewan, dan berkata pada seorang teman, "Ayo, kita
pergi menjala ikan." Merekapun melakukannya hanya berdua saja dan mereka
berhasil menjala ikan.
Anggota
"Persekutuan Para Penjala" jumlahnya banyak, ikannya berlimpah,
tetapi para penjalanya hanya beberapa orang saja. Pertanyaan yang perlu kita
renungkan, kapan terakhir kalinya Anda dan saya dengan sungguh-sungguh
melakukan penjalaan manusia? Apa lagi yang kita tunggu? Bukankah Yesus
sendiri mengatakan, "Mari ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala
manusia."
(Matius 4:19)
Oleh: Dwight Hill
|
Segarkan Jiwamu:
Kesaksian:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar